Senin, 10 Januari 2011

UNGKAPAN SEBUAH HATI

Kesedihan dan kebimbangan menghampiri aku
Ketika aku harus jauh dari moe
Hubungan yang dulu terjalin indah, semasa sekolah
Memberi kenangan manis untuk kita
Namun
Kini telah hilang karena jarakyang ada
Tapi itu semua bukan merupakan
Satu cara buat jauh dari moe
Kini Pertemuan yang tiba-tiba
Menyatukan kita kembali
Dan masa kenangan yang dulu
Mulai terungkap akan satu hati kita yang tertutup
Antara satu dan yang lain
Kini
Kenangan itu terjalin kembali
Dan isi hatipun mampu terungkap dengan indah
Kenangan yang indah untuk di ingat
Setelah melewati tahun yang lama
Karena berpisah dari moe

MADU LANCENG

A.    JUDUL
Deskripsi Pembuatan Madu lanceng di Desa Selorejo Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri.   

B.     LATAR BELAKANG
Negara Indonesia terdapat berbagai macam spesies lebah madu yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi karena khasiat madunya yang dimiliki. Lebah madu telah lama dikenal manusia sebagai sumber bahan makanan alami yang baik, yang tidak ada taranya bagi orang muda maupun tua. Lebah madu juga menghasilkan malam atau lilin, propilis atau perekat lebah, susu madu atau royal jelly.
Madu merupakan hasil sekresi lebah tetapi tidak berarti kotoran lebah, karena madu ditempatkan dalam bagian khusus di perut lebah yang disebut perut madu yang terpisah dari perut besar. Nektar yang di hisap madu mengandung 60% air sehingga lebah harus menurunkan menjadi 20% atau lebih rendah lagi untuk membuat madu. Penurunan kadar air ini melalui proses fisika dan kimia. Proses fisika penurunan kadar air mulai terjadi saat lebah menjulurkan lidahnya (proboscis) untuk memindahkan madu dari perut madu ke sarang lebah, di sarang kadar air terus diturunkan melalui putaran sayap-sayap lebah yang mensirkulasikan hawa hangat ke dalam sarang lebah. Sedangkan proses kimianya terjadi didalam perut lebah dimana enzym invertase mengubah sukrosa (disakarida) menjadi glukosa dan fruktosa yang keduanya merupakan monosakarida.
Apis florea (lebah lanceng) merupakan spesies lebah madu dari marga Apis yang paling kecil ukurannya panjangnya 0,9 cm. Koloninya membuat sarang sebesar telapak tangan. Hasil madu dan lilinnya sedikit. Satu koloni hanya mampu membuang satu sisiran sarang berukuran sekitar 10 cm yang menggantung di cabang-cabang pohon. Hasil madu per sarngnya 61-200 gram (Sarwono, 2003:16). Semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu. Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka.
Lebah lanceng berbeda dengan lebeh-lebah biasa yang sering diproduksi para peternak lebah. Lebah lanceng sulit ditemukan karena tinggalnya hanya di hutan belentara. Lebah lanceng memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil bahkan ukuran tubuhnya paling kecil diantara jenis lebah madu yang lain. Produksi madu lebah lanceng sangat sedikit, setiap koloni lebah hanya menghasilkan 2-3 kg per tahun. Sedangkan produksi madu yang biasa diternakan oleh peternak lebah hasil produksi madu per tahunnnya mencapai 5-7 kg setiap koloninya.
Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik karena mengandung glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 (Zahrina, 2008:6). Produk lebah ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti jantung, paru-paru, lambung, sistem pencernaan, influenza, katarak, luka infeksi, dan masih banyak lagi khasiat dari madu. Gula dan mineral dalam madu berfungsi sebagai tonikum bagi jantung. Otot-otot jantung bekerja tanpa henti/istirahat, sehingga selalu membutuhkan glukosa sebagai sumber tenaga untuk mengganti energi yang hilang. 31% Nutrisi madu terdiri atas glukosa. Madu juga mengandung hydrogen peroxide yang dapat membunuh dan mencegah kuman untuk berkembang sehingga madu dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam luka seperti; luka bakar, luka infeksi, luka setelah operasi dan lain-lain.
Desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri , ada salah satu penduduk yang membudidayakan lebah lanceng sebagai produksi madu. Lebah lanceng dikenal masyarakat luas tidak bisa diternakkan dan jumlahnya sangat kecil. Oleh karena itu, lebah dengan ukuran fisik terkecil ini bisa dikatakan kategori setengah langka, tetapi di daerah Selorejo jumlahnya cukup banyak, atas inisiatif dan jerih payah penduduk sendiri tanpa arahan atau binaan dari pemerintah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis dengan judul “ Deskripsi Pembuatan Madu Lanceng di Desa Selorejo Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri”.

C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana deskripsi pembuatan madu lanceng di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri?
2.      Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam masa pemanenan madu lanceng di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri?




D.     TUJUAN
1.      Mendeskripsikan pembuatan madu lanceng di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri.
2.      Mendeskripsikan cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam masa pemanenan madu lanceng di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri.  

E.     MANFAAT
1.      Masyarakat di desa Selorejo dapat meningkatkan produksi madu lancing.
2.      Penulis dapat mengetahui cara mengatasi kendala yang dahadapi saat masa panen madu lanceng.
3.      Masyarakat di desa Selorejo dapat menjadikan madu lanceng sebagai penghasilan tambahan.   
4.      Penulis bisa mengetahui cara pembuatan madu lanceng.
  
F.     TINJAUAN PUSTAKA
1.      Penelitian terdahulu  yang relevan
Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu diantaranya pernah dilakukan oleh Rusfidra (2000) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Peternakan, Penelitian pada Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas”. Dalam penelitian tersebut di dapat kesimpulan bahwa madu mengandung zat-zat  makanan yang sangat kompleks. Berdasarkan riset modern diketahui madu mengandung 181 macam senyawa. Komposisi nutrisi madu adalah sebagai berikut: 17.2% air, 304 kal/100 gram energy, 0.35% protein, 0.0% lemak, 82.3% karbohidrat, 0.2% mineral. Enzim yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase, invertase, katalase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase (sering disebut amylase) berfungsi mengubah pati dan dekstrin menjadi gula, sedangkan enzim invertase mampu mengubah gula menjadi glukosa dan fruktosa. Selain itu, madu juga mengandung vitamin A, B, (B1, B2 dan B6), C dan K. madu juga mengandung 18 mineral esensial dan 19 mineral nonesensial. Mineral esensial terdiri dari unsur ferrum, flour, pospor, iodine, kalium, kalsium, chlorine, chromium, kobalt, mangan, magnesium, silicon, sulfur dan zink. Madu juga mengandung asam folat yang bermanfaat untuk pertumbuhan, karena madu dapat meningkatkan jumlah butir darah.
Penelitian lain yang relevan juga pernah dilakukan oleh Dixon (2003) dalam jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Madu Sebagai Pencegahan Penyakit Diabetes”. Dalam penelitiannya di dapat kesimpulan bahwa madu mampu menurunkan kadar gula di dalam darah orang yang terkena sakit gula. Di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadi pengurai gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi. Madu yang kaya dengan vitamin B1, B5 dan G, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena, madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia, khususnya pada penderita diabetes.
Penelitian ini dilakukan oleh Mochammad Yunus dan Nur Chollis (2003) dalam jurnal yang berjudul “Pengepakan Royal Jelly Di Dalam Sangkar Ratu Buatan Untuk Meningkatkan Jumlah, Mutu, Kepercayaan Serta Harga Jual Produksi Lebah”. Dalam penelitiannya di dapat kesimpulan bahwa secara alami royal jelly diproduksi di dalam sarang lebah. Royal jelly diproduksi untuk dikonsumsi oleh larva calon pekerja sampai dengan umur tiga hari, khusus untuk sarang ratu diisi penuh sampai larva calon ratu menjadi pupa. Jadi, di dalam koloni royal jelly digunakan untuk makanan calon pekerja dan ratu pada umur tertentu.
Penelitian lain yang relevan juga dilakukan oleh Zahrina (2008) dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Keistimewaan Pemanfaatan dan Pelestarian Lebah Madu”. Dalam penelitiannya di dapat kesimpulan bahwa paradigma mengenai lebah merupakan hewan penyengat dan pengganggu harus secepatnya diubah menjadi konsepsi pemikiran baru. Lebah adalah hewan yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Tumbuhan bergantung pada lebah dalam proses penyerbukan dan pembuahan, begitu pula dengan manusia yang memerlukan kehadiran lebah sebagai sumber makanan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Kelestarian lebah sudah sepatutnya diperhatikan karena apabila masalah kepunahan lebah diacuhkan mungkin manusia akan mengalami penurunan populasiseperti yang pernah dikatakan oleh Einstein "Jika lebah punah, maka manusia hanya bias bertahan hidup selama 4 tahun saja” sehingga kelestarian lebah bukanlah hal sepele untuk dibiarkan begitu saja tetapi perlu ada perhatian serius mengingat lebah sebagai penunjang sumber kebutuhan pangan dan obat alami untuk manusia.

2.      Landasan Teori
a.       Lebah Madu
1)      Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Setiap lebah mempunyai tugas khusus yang sangat penting bagi kelangsungan hidup koloninya (Sarwono, 2003:10). Klasifikasi Lebah sebagai berikut :
Phylum                  : Arthopoda
Subphylum            : Mandibulata
Kelas                     : Insecta (Serangga)
Subkelas                : Pterygota
Ordo                      : Hymonoptera
Subordo                : Clistogastra
Superfamily           : Apoidea
Family                   : Apidae
Genus                    : Apis
Spesies                  : Apis florea                            
2)      Anatomi Lebah
Lebah termasuk kelompok serangga bangsa (ordo) Hymenoptera (sayap bening) yang membesarkan anak-anaknya dengan serbuk sari dan madu. Serangga ini terdapat hamper diseluruh dunia yang ditumbuhi tanaman berbunga. Serangga social Hymenoptera meliputi lebah (lebah madu Apoidea), tawon (tawon endes Bombidae, tawon kayu Siricidae, tawon pembuat kertas Vespidae), semut (semut kantung madu Formicidae, semut beludru Multillidae) dan rayap. Lebah berbeda dengan tawon, tawon adalah serangga penyengat yang hidup soliter dan bersifat karnivor atau suka memangsa serangga lain. Tawon jantan dan betina berkumpul hanya ketika mau kawin. Tubuh lebah ditutupi bulu-bulu halus yang berguna untuk menangkap serbuk sari yang diperoleh dari bunga. Serbuk sari yang dikumpulkan disisihkan ke wadah khusus yang terdapat ditungkai belakang. Mulutnya berbentuk tabung panjang yang dipakai untuk menampung nectar yang disimpan dalam lambung madu (tembolok) yaitu bagian usus yang dapat mengembung (Sarwono, 2003:5).
b.      Koloni Lebah
Sebuah koloni lebah madu terdiri atas seekor ratu (bila muncul seekor ratu baru, maka ratu yang lebih tua akan membunuhnya) lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu tua dapat pula meninggalkan sarangnya bila muncul lebah ratu baru. Dalam kasus seperti ini, lebah ratu tersebut akan kawin dan meneruskan pekerjaan lebah ratu yang meninggalkan koloni ini (Putra, 1994:96).
Satu koloni Apis florea biasanya membangun satu sisiran sarang saja dengan lebar 35 cm, tinggi 27 cm dan tebalnya sekitar 1.8 cm. sisiran sering bertaut menggantung pada sehelai daun palma, kea tau melingkari dahan semak atau pohon sekitar 3-5 m diatas tanah. Terkadang sarang dibangun juga dalam rongga liang atau gua, ataupun rongga pohon dan pucuk sarang langsung bertaut ke langit-langit gua atau rongga pohon. Bagian atas membentuk seperti punggung pada dahan dan sering mengandung madu ataupun pollen. Madu Apis florea mungkin jarang mengkristal dan mengandung lebih tinggi kadar dextrin dibandingkan madu lebah-lebah lain. Produksi madu dari Apis florea sedikit saja dan hanya sekitar 1-3 kg per koloni per tahun, namun dinilai orang tinggi karena mempunyai medis tersendiri, malahan kalangan tertentu menganggap mempunyai nilai mistis (Sihombing, 1997:20).
c.       Budidaya Lebah Madu
1)      Situasi dan Kondisi Lokasi Budidaya
Keberhasilan pemeliharaan lebah madu sangat erat kaitannya dengan habitat ideal yaitu tempat atau musim yang cocok ketersediaan tanaman berbunga sebagai sumber nectar, disamping sebagai sumber pekan minum dan sarang. Dengan demikian keputusan untuk membudidayakan lebah madu harus disesuaikan dengan ruang situasi dan waktu (Sarwono, 2003:33).
2)      Kegiatan budi daya lebah
     Budi daya lebah madu pada prinsipnya adalah menyediakan  perumahan yang tetap dengan sarana lengkap agar lebah membentuk koloni yang kuat. Imbalannya madu yang dikumpulkan lebah dapat dipanen manusia untuk menjadi peternakan lebah yang sukses, calon peternak lebah perlu mempelajari kehidupan lebah dan menyesuikan diri dengan kebutuhannya. Untuk itu contoh peternak perlu memahami dan melaksanakan sapta kirda pemeliharaan lebah yang isinya sebagai berikut:
·         Memiliki pengetahuan cukup dalam dan luas tentang lebah
·         Memeliharanya dengan penuh kasih sayang
·         Memeliharanya di daerah yang banyak menghasilkan tepung sari bunga dan nektar sepanjang tahun
·         Mengunakan lebah madu jenis unggul
·         Member pekan tambahan kepada lebah madu pada masa pace klik bunga
·         Memeriksa kandungan dan menjaga kebersihannya dengan rajin agar lebah terhindar dari gangguan hama dan penyakit.
·         Mengusahakan adanya pembeli tetap hasil-hasil peternakaan lebah (Sarwono, 2003:45).

G.    KERANGKA BERPIKIR
Pembuatan madu lanceng pada Apis florea memerlukan teknik khusus agar mendapatkan produksi madu alami yang berkualitas tinggi. Dalam pembuatan madu lanceng, teknik yang bisa digunakan ada 2 macam yaitu cara modern dan cara tradisional.
Pembuatan dengan teknik modern membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan sarang lebah, cara ini memberikan keuntungan yang lebih baik karena mudah pengelolaannya dan pemanenan madunya tidak akan merusak sarang lebah. Sedangkan dengan cara tradisional, cukup dengan menggunakan gelodok kayu untuk membuat sarang lebah dan digantungkan pada pohon atau bagian atap rumah.
Penulis akan melakukan penelitian di desa Selorejo tentang bagaimana langkah-langkah pembuatan madu lanceng dengan cara tradisional dengan menggunakan gelodok kayu sebagai sarang lebahnya. Penulis juga akan mengamati apakah terdapat kendala yang dihadapi dalam pembuatan madu lanceng dengan cara tradisional di desa Selorejo. Dengan ini penulis dapat mendeskripsikan langkah-langkah pembuatan madu lanceng dan mendeskripsikan bagaimana mengatasi kendala dalam pemanenan madu lanceng.

H.    JENIS PENELITIAN
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif yang bersifat mendeskripsikan pembuatan madu lanceng di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri.

I.       WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini akan dilaksanakan di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri, sebab di desa Selorejo ini terdapat pembuatan madu lanceng. Waktu penelitian akan dilaksanakan pertengahan bulan Juni 2010.

J.      SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini salah satu warga desa Selorejo bertindak sebagai subjek yang membuat madu lanceng, sedangkan objek penelitiannya madu lanceng.

K.    DATA DAN SUMBER DATA   
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data itu diperoleh, baik itu berupa observasi, wawancara maupun dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari salah satu warga desa Selorejo.

L.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.      Metode Observasi
Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpualan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku kegiatan, benda-benda, peristiwa serta perasaan (Patilima, 2005:69). Tetapi tidak semua perlu diamati, hanya hal-hal yang berkaitan atau sangat relevan dengan data yang dibutuhkan. Metode observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung cara pembuatan madu lanceng yang ada di desa Selorejo kecamatan Girimarto kabupaten Wonogiri.
2.      Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1990 : 135). Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara ini ditujukan kepada salah satu warga desa Selorejo yang bernama bapak Sunardi sebagai peternak lebah lanceng.  
3.      Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2006:221). Dokumen yang digunakan adalah dokumen tertulis untuk memperoleh data dari hasil wawancara tentang penbuatan madu lanceng.
  
M.   TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data secara kualitatif melalui 3 alur. Menurut Milles dan Huberman (1997 : 15-20) alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik non statistic karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak memerlukan hipotesis (Arikunto, 2001:245). Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik interaktif yang mengandung 3 komponen yaitu:
1.      Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemfokusan atau penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang ada dalam field note yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Dalam hal ini peneliti mencatat hasil wawancara dengan informan berkaitan dengan cara pembuatan madu lanceng yang ada di desa Selorejo.
2.      Penyajian data
Penyajian data di sini merupakan suatu rakitan data dalam informasi yang membuktikan riset dapat dilakukan dengan penyajian data secara sistematis agar peneliti dapat mengerti gambaran penelitiannya, penyajian data ini berbentuk teks naratif, teks dalam bentuk catatan-catatan hasil wawancara dengan informan penelitian sebagai informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya kesimpulan tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam pembuatan madu lanceng.  
3.      Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Kegiatan ini merupakan proposisi yang bersifat terbuka dimana kesimpulan sekarang terjadi sampai proses pengumpulan data terakhir.  
Dengan demikian, aktifitas analisis merupakan proses interaksi antara ketiga langkah analisis data tersebut, dan merupakan siklus sampai kegiatan penelitian selesai.

LOVE

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya. Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya. Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya. Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.(Dale Carnagie)
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
“PENGARUH KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK SEBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP MAKHLUK HIDUP”
A.    Latar belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar. Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka. Secara umum di masyarakat sering disebut istilah “lingkungan hidup” cukup dengan “lingkungan saja”. Tentunya akan timbul pertanyaan, apa sih yang dimaksud dengan lingkungan hidup? Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a.       Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
b.      Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan sebagainya.   
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Manusia dan Lingkungan ?
2.      Apa pengertian Biotik ?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi komponen Biotik ?
4.      Apa pengertian Abiotik ?  
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi komponen Abiotik ?

C.    Pembahasan
1.      Pengertian manusia dan lingkungan  
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan segala potensinya yang tunduk kepada aturan hokum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negative. Dr. Elly (2009 : 179)
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup itu tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peraanan yang lebih kompleks dan riil. Dr. Elly (2009 : 179)
Lingkungan disini secara umum dapat dibedakan :
a.       Lingkungan fisik, yaitu lingkungan alam, misalnya keadaan tanah, iklim, musim dan sebagainya. Perbedaan lingkungan alam dimana individu berada akan memberikan perbedaan pengaruh pula terhadap perkembangan individu. Sebagai misal daerah pantai, pegunungan ataupun pedalaman akan memberikan pengaruh berbeda kepada individu. Begitu pula dengan daerah dua musim atau empat musim akan memberikan pengaruh berbeda pada individu.
b.      Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana terjadi interaksi antara individu yang satu dengan yang lain. Kondisi masyarakat ini juga akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial dapat dibedakan :
v  Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, antar anggota saling mengenal dengan baik, dan memiliki hubungan yang erat. Sehingga pengaruh lingkungan sosial primer ini akan lebih kuat.
v  Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial dimana hubungan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada umumnya antar anggota kurang atau tidak saling kenal dengan baik. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
2.      Pengertian Biotik
Biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan aupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer atau pengurai. Praweda (2007 : 1
3.      Faktor – faktor Biotik
Biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan ataupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer. Faktor biotik tersebut antara lain: 
a.       Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
b.      Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat organik atau makanan yang dibuat produsen. Termasuk kelompok ini yaitu hewan-hewan dan manusia.
c.       Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat dagunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.
Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
§  Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen, konsumen, dan pengurai baik di darat, laut, maupun udara.
§  Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaan-keadaan tertentu.
§  Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh inddividu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya populasi, kematian mengurangi besarnya populasi, perpindahan keluar mengurangi populasi sedangkan perpindahan ke dalam menambah populasi.
§  Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu daerah disebut komunitas.
Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat diseluruh permukaan bumi baik darat, laut, dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut dengan biosfer. Dr. Elly (2009 : 182)
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Praweda (2007 : 3)
1)      Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi. Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:
Ø  Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain:
a.       Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b.      Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c.       Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
d.      Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e.       Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Ø  Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
a.      Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b.      Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c.       Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
Ø  Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a.       Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b.      Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
2)      Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi. Penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi. Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi. Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
3)      Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
4)      Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
4.      Pengertian Abiotik
Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk tak hidup. Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari. Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja. Komponen abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan manusia. Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu :
a.       Bernapas
b.      Tumbuh
c.       Berkembang biak
d.      Iritabilita
e.       Makan dan minum
f.       Melakukan ekskresi
g.      Beradaptasi dgn lingkunagnnya
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas. Dewaarka (2009 : 4)
5.      Faktor – faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
a.       Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari.
b.      Suhu atau Temperature
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 00C atau diatas 400C. Hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor  bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperatur Humidity Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya. Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
c.       Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:
·         Temperatur matahari yang tinggi
·         Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan termal adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak. Mamalia dapat bertahan hidup dan berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai, tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme fisiologis dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas di antara tubuhnya dan lingkungan.
d.      Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
e.       Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. Angin diturunkan oleh  pola tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas  atau daerah panas dan dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin  selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
f.       Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
g.      Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk hidup memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan didaerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal pertanian jika tidak diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali bersifat asam. Tanah berkapur seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.
h.      Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
i.        Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
j.        Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 ­­0 C, Indonesia memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang tingggi.

D.    Kesimpulan
Biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan aupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer atau pengurai. Sedangkan Abiotik merupakan komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Sama seperti biotik, komponen abiotik juga mempunyai fungsi dalam pemenuhan kebutuhan manusia, serta dapat mempengaruhi ekosistem. Abiotik merupakan lingkungan atau alam semesta yang tidak mengalami kehidupan, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan tumbuhan dan hewan, atau organisme lainnya dalam suatu ekosistem, contoh udara, air, tanah, unsur-unsur organik dan anorganik tanah. Abiotik juga merupakan bahan-bahan yang tidak bisa terurai oleh bakteri pembusuk misalnya kaleng, besi, plastik dll, bahan-bahan ini di hasilkan dari limbah rumah tangga, dan limbah industri.